Mengapa Anjing Rabies Mati Setelah Menggigit?
Image by master1305 on Freepik
1. Rabies dan Virusnya
Rabies disebabkan oleh virus RNA dari famili Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Virus ini menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi dan dapat memasuki tubuh manusia atau hewan lain melalui luka terbuka, termasuk gigitan. Setelah masuk ke tubuh, virus rabies berkembang biak di otak dan sistem saraf pusat. Proses ini memicu gejala-gejala karakteristik penyakit rabies.
2. Perkembangan Gejala Rabies pada Anjing
Setelah terinfeksi virus rabies, anjing akan mengalami masa inkubasi, yaitu periode waktu antara gigitan dan munculnya gejala. Masa inkubasi ini dapat bervariasi antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Setelah masa inkubasi, anjing akan menunjukkan gejala awal yang termasuk perubahan perilaku, kegelisahan, agresi, kebingungan, dan penurunan kontrol otot.
3. Penyebaran Virus Melalui Gigitan
Anjing rabies menjadi sangat agresif dan mudah terangsang, yang mengarah pada kecenderungan untuk menggigit orang atau hewan di sekitarnya. Gigitan tersebut berperan sebagai sarana penyebaran virus rabies kepada korban yang digigit. Virus rabies yang terkandung dalam air liur anjing yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh korban melalui luka yang disebabkan oleh gigitan. Setelah masuk ke dalam tubuh korban, virus ini menyebar ke sistem saraf pusat dan otak, yang memicu penyakit rabies.
4. Efek Virus Rabies pada Otak dan Sistem Saraf Pusat
Setelah mencapai otak dan sistem saraf pusat, virus rabies mulai merusak dan menghancurkan jaringan saraf. Ini mengakibatkan perubahan perilaku, gangguan neurologis, dan gejala-gejala lain yang mempengaruhi kemampuan anjing untuk bertahan hidup. Sistem kekebalan tubuh anjing bereaksi terhadap infeksi, tetapi serangan virus yang agresif menyebabkan kerusakan yang tak dapat diatasi oleh tubuh.
5. Perjalanan Rabies dalam Tubuh Anjing
Progresi penyakit rabies pada anjing adalah cepat dan mematikan. Setelah gejala awal muncul, anjing akan mengalami dua tahap: fase eksitatif dan fase paralitik. Pada fase eksitatif, anjing menunjukkan perilaku agresif, gelisah, dan berkeliling tanpa tujuan. Pada tahap ini, virus rabies menyebar lebih lanjut dalam tubuh anjing dan ke kondisi ini juga berkontribusi terhadap penyebaran virus melalui gigitan.
6. Efek Pada Organ dan Sistem Tubuh Lainnya
Selain kerusakan otak dan sistem saraf pusat, virus rabies juga dapat mempengaruhi organ dan sistem tubuh lainnya. Sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, dan sistem pencernaan semuanya dapat terpengaruh oleh rabies. Ini mengakibatkan gangguan pernapasan, gagal jantung, dan disfungsi organ yang berkontribusi pada kemungkinan kematian anjing yang terinfeksi rabies.
7. Kurangnya Pengobatan yang Efektif
Sayangnya, tidak ada pengobatan yang efektif untuk rabies setelah gejala muncul secara jelas. Setelah anjing menunjukkan gejala-gejala yang khas, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Meskipun ada vaksin rabies yang efektif untuk mencegah penyakit ini jika diberikan sebelum gejala muncul, vaksinasi setelah terinfeksi tidak dapat menyembuhkan anjing yang sudah terinfeksi virus rabies.
Kesimpulan
Anjing dengan rabies cenderung mati setelah menggigit karena virus rabies yang terkandung dalam air liur mereka menyebar ke sistem saraf pusat dan otak korban melalui luka gigitan. Virus ini merusak jaringan saraf, menyebabkan gejala yang parah, dan mempengaruhi organ dan sistem tubuh lainnya. Proses infeksi yang cepat, kerusakan organ, dan kurangnya pengobatan yang efektif menjadikan rabies sebagai penyakit yang mematikan bagi anjing yang terinfeksi dan menunjukkan gejala-gejala penyakit rabies. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi anjing untuk mencegah penyebaran rabies dan melindungi kesehatan hewan peliharaan dan manusia.
Posting Komentar untuk "Mengapa Anjing Rabies Mati Setelah Menggigit?"